Hidrogen peroksida dijual bebas, dengan berbagai merek dagang dalam konsentrasi rendah (3-5%) sebagai pembersih luka atau sebagai pemutih gigi (pada konsentrasi terukur). Dalam konsentrasi agak tinggi (misalnya merek dagang Glyroxyl®) dijual sebagai pemutih pakaian dan disinfektan. Penggunaan hidrogen peroksida dalam kosmetika dan makanan tidak dibenarkan karena zat ini mudah bereaksi (oksidan kuat) dan korosif
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2O2
ditemukan oleh Louis Jacques Thenard di tahun 1818. Senyawa ini
merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki sifat oksidator kuat.
Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida adalah gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Teknologi yang banyak digunakan di dalam industri hidrogen peroksida adalah auto oksidasi Anthraquinone.
H2O2 tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air. Dalam kondisi normal (kondisi ambient), hidrogen peroksida sangat stabil dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun.
Mayoritas
pengunaan hidrogen peroksida adalah dengan memanfaatkan dan merekayasa
reaksi dekomposisinya, yang intinya menghasilkan oksigen. Pada tahap
produksi hidrogen peroksida, bahan stabilizer kimia biasanya
ditambahkan dengan maksud untuk menghambat laju dekomposisinya. Termasuk
dekomposisi yang terjadi selama produk hidrogen peroksida dalam
penyimpanan. Selain menghasilkan oksigen, reaksi dekomposisi hidrogen
peroksida juga menghasilkan air (H2O) dan panas. Reaksi dekomposisi eksotermis yang terjadi adalah sebagai berikut:
H2O2---> H2O + 1/2O2 + 23.45 kcal/mol
Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi dekomposisi hidrogen peroksida adalah:
1. Bahan organik tertentu, seperti alkohol dan bensin
2. Katalis, seperti Pd, Fe, Cu, Ni, Cr, Pb, Mn
3. Temperatur, laju reaksi dekomposisi hidrogen peroksida naik sebesar 2.2 x setiap kenaikan 10oC (dalam range temperatur 20-100oC)
4. Permukaan container yang tidak rata (active surface)
5. Padatan yang tersuspensi, seperti partikel debu atau pengotor lainnya
6. Makin tinggi pH (makin basa) laju dekomposisi semakin tinggi
7. Radiasi, terutama radiasi dari sinar dengan panjang gelombang yang pendek
2. Katalis, seperti Pd, Fe, Cu, Ni, Cr, Pb, Mn
3. Temperatur, laju reaksi dekomposisi hidrogen peroksida naik sebesar 2.2 x setiap kenaikan 10oC (dalam range temperatur 20-100oC)
4. Permukaan container yang tidak rata (active surface)
5. Padatan yang tersuspensi, seperti partikel debu atau pengotor lainnya
6. Makin tinggi pH (makin basa) laju dekomposisi semakin tinggi
7. Radiasi, terutama radiasi dari sinar dengan panjang gelombang yang pendek
Hidrogen peroksida bisa digunakan sebagai zat pengelantang atau bleaching agent pada industri pulp,
kertas, dan tekstil. Senyawa ini juga biasa dipakai pada proses
pengolahan limbah cair, industri kimia, pembuatan deterjen, makanan dan
minuman, medis, serta industri elektronika (pembuatan PCB).
Salah
satu keunggulan hidrogen peroksida dibandingkan dengan oksidator yang
lain adalah sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan
residu yang berbahaya. Kekuatan oksidatornya pun dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan. Sebagai contoh dalam industri pulp dan
kertas, penggunaan hidrogen peroksida biasanya dikombinasikan dengan
NaOH atau soda api. Semakin basa, maka laju dekomposisi hidrogen
peroksida pun semakin tinggi. Kebutuhan industri akan hidrogen peroksida
terus meningkat dari tahun ke tahun. Walaupun saat ini di Indonesia
sudah terdapat beberapa pabrik penghasil hidrogen peroksida seperti PT
Peroksida Indonesia Pratama, PT Degussa Peroxide Indonesia, dan PT
Samator Inti Peroksida, tetapi kebutuhan di dalam negeri masih tetap
harus diimpor.
referensi:
http://www.h2o2.com/intro/overview.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar