Selasa, 14 Februari 2012

Kelebihan yang terabaikan


Indonesia terkenal sebagai Negara agraris, tanahnya luas kaya hara dan sangat subur. Lahan pertanian pertaniannya mencapai 40 juta hektar yang tersebardar sabang sampai merauke. Namun sayang pertanian bukanlah pekerjaan yang mudah dan menyenangkan, menjadi petani bukanlah profesi yang menjanjikan. Setiap kali panen raya harga komoditas pertaniarn justru anjlok tanpa ada solusi yang tepat untuk dapat mengatasinya dan lucunya saat panen raya pemerintah justru mendatangkan beras, kentang import dari Thailand, Vietnam atau beberapa negara lainnya ketimbang memprioritaskan membeli dari petani sendiri. Pantas saja masalah pertanian di Indonesia sulit terselesaikan padahal saat ini 37,9 juta orang bekerja sebagai petani dan lebih menyedihkan adalah 20 juta orang di antaranya adalah warga miskin yang terdapat dipedesaan.
Tahukah anda berapa luas laut Indonesia? 3,1 km2 sangat luas dan melingkupi seluruh wilayah bumi nusantara yang terpecah dalam 5 pulau besar dan ribuan pulau kecil. Luar Biasa!! Lalu mengapa seakan laut terlupakan sebagai salah satu sumber penghasilan dan kemakmuran rakyat? Masih banyak nelayan miskin atau diam membisu seribu bahasa dan seakan tidak berkutik ketika melihat hasil laut mereka dijarah oleh kapal-kapal berbendera asing..sungguh ironis.
Manusia merupakan unsure terpenting dan yang paling utama dalam sebuah Negara, saat ini sekurangnya terdapat 238 juta jiwa yang hidup di Indonesia,selain melihat dengan kasat mata cara lain untuk mengetahui kualitas SDM suatu Negara adalah dengan melihat ukuran Human development Index (HDI)/ Indeks Pembangunan Manusia; HDI mengukur indicator manusia disuatu Negara melalui parameter ekspektasi hidup, pendidikan dan kesejahteraan , pada tahun 2010 Indonesia berada pada peringkat 111 atau turun 1 peringkat dari tahun 2009 berada jauh dibawah Malaysia, Singapura, atau bahkan Palestina.
Siapa bilang bangsa Indonesia tidak  memiliki kemampuan membuat teknologi canggih? Indonesia memiliki bebarapa industry modern  strategis dalam negeri seperti PT.PAL, yang memproduksi  kapal laut, PT.Dirgantara Indonesia, yang memproduksi pesawat terbang hingga PT. PINDAD yang mempunyai kemampuan memproduksi senjata serta senjata taktis perangkat BIN serta berbagai industry strategis lainnya. Pemerintah lebih suka membeli produksi luar  negeri yang kualitasnya tidak jauh berbeda dengan produksi dalam negeri  meskipun harganya jauh lebih mahal. Namun apamau dikatauang mempunyai kepentingan lebih besar untuk bicara dibandingkan rasa nasionalisme yang di perjuangkan mati-matian oleh pendiri bangsa ini.
Riset  adalah modal utama bagi sebuah Negara yang ingin maju disegala bidang, namun tahukah anda bahwa pemerintah kita hanya menggelontorkan uang untuk penelitian hanya sebesar 0,1% dari APBN, angka ini sangat jauh jika dibandingkan Malaysia yang mengeluarkan 0,7% dari APBNnya atau Singapura yang mencapai 2,7% dari APBNnya untuk kepentingan penelitian , tak pelak banyak orang-orang pintar Indonesia yang dibajak Negara lain untuk bekerja diluar negeri karena gaji yang ditawarkan lebih besar, anggaran penelitian yang tak terbatas dan lain sebagainya, akhirnya bangsa ini hanya bisa gigit jari atau setidaknya berkata “ah yang bikinkan juga orang Indonesia” .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar