Indonesia terkenal sebagai Negara agraris, tanahnya luas
kaya hara dan sangat subur. Lahan pertanian pertaniannya mencapai 40 juta
hektar yang tersebardar sabang sampai merauke. Namun sayang pertanian bukanlah
pekerjaan yang mudah dan menyenangkan, menjadi petani bukanlah profesi yang
menjanjikan. Setiap kali panen raya harga komoditas pertaniarn justru anjlok
tanpa ada solusi yang tepat untuk dapat mengatasinya dan lucunya saat panen
raya pemerintah justru mendatangkan beras, kentang import dari Thailand, Vietnam
atau beberapa negara lainnya ketimbang memprioritaskan membeli dari petani
sendiri. Pantas saja masalah pertanian di Indonesia sulit terselesaikan padahal
saat ini 37,9 juta orang bekerja sebagai petani dan lebih menyedihkan adalah 20
juta orang di antaranya adalah warga miskin yang terdapat dipedesaan.
Tahukah anda berapa luas laut Indonesia? 3,1 km2
sangat luas dan melingkupi seluruh wilayah bumi nusantara yang terpecah dalam 5
pulau besar dan ribuan pulau kecil. Luar Biasa!! Lalu mengapa seakan laut
terlupakan sebagai salah satu sumber penghasilan dan kemakmuran rakyat? Masih
banyak nelayan miskin atau diam membisu seribu bahasa dan seakan tidak berkutik
ketika melihat hasil laut mereka dijarah oleh kapal-kapal berbendera
asing..sungguh ironis.
Manusia merupakan unsure terpenting dan yang paling utama
dalam sebuah Negara, saat ini sekurangnya terdapat 238 juta jiwa yang hidup di
Indonesia,selain melihat dengan kasat mata cara lain untuk mengetahui kualitas
SDM suatu Negara adalah dengan melihat ukuran Human development Index (HDI)/
Indeks Pembangunan Manusia; HDI mengukur indicator manusia disuatu Negara
melalui parameter ekspektasi hidup, pendidikan dan kesejahteraan , pada tahun
2010 Indonesia berada pada peringkat 111 atau turun 1 peringkat dari tahun 2009
berada jauh dibawah Malaysia, Singapura, atau bahkan Palestina.
Siapa bilang bangsa Indonesia tidak memiliki kemampuan membuat teknologi canggih?
Indonesia memiliki bebarapa industry modern
strategis dalam negeri seperti PT.PAL, yang memproduksi kapal laut, PT.Dirgantara Indonesia, yang
memproduksi pesawat terbang hingga PT. PINDAD yang mempunyai kemampuan
memproduksi senjata serta senjata taktis perangkat BIN serta berbagai industry
strategis lainnya. Pemerintah lebih suka membeli produksi luar negeri yang kualitasnya tidak jauh berbeda
dengan produksi dalam negeri meskipun
harganya jauh lebih mahal. Namun apamau dikatauang mempunyai kepentingan lebih
besar untuk bicara dibandingkan rasa nasionalisme yang di perjuangkan
mati-matian oleh pendiri bangsa ini.
Riset adalah modal
utama bagi sebuah Negara yang ingin maju disegala bidang, namun tahukah anda
bahwa pemerintah kita hanya menggelontorkan uang untuk penelitian hanya sebesar
0,1% dari APBN, angka ini sangat jauh jika dibandingkan Malaysia yang
mengeluarkan 0,7% dari APBNnya atau Singapura yang mencapai 2,7% dari APBNnya
untuk kepentingan penelitian , tak pelak banyak orang-orang pintar Indonesia
yang dibajak Negara lain untuk bekerja diluar negeri karena gaji yang
ditawarkan lebih besar, anggaran penelitian yang tak terbatas dan lain
sebagainya, akhirnya bangsa ini hanya bisa gigit jari atau setidaknya berkata
“ah yang bikinkan juga orang Indonesia” .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar